Contents
Pentingnya Peran Ayah dalam Pendidikan Anak
Dalam Islam, peran seorang ayah sangat penting dalam membimbing, mendidik, dan menjadi teladan bagi anak-anaknya. Ayah bukan hanya sebagai pencari nafkah, tetapi juga sebagai sosok yang memberikan nilai-nilai kebaikan dan kebijaksanaan kepada anak-anak. Peran ini sangat krusial karena anak-anak cenderung meniru dan mengidolakan orang tua mereka, terutama ayah.
Teladan Rasulullah ﷺ
Rasulullah ﷺ adalah contoh teladan terbaik bagi seluruh umat Muslim. Baginda adalah seorang ayah yang penuh kasih, bijaksana, dan sangat peduli terhadap perkembangan anak-anaknya. Beliau mendidik anak-anaknya dengan penuh cinta dan kesabaran, serta selalu memberikan contoh kebaikan dalam setiap tindakan.
Menjaga Komunikasi yang Baik dengan Anak
Komunikasi yang baik antara ayah dan anak sangat penting dalam proses pendidikan. Seorang ayah harus selalu terbuka untuk mendengarkan anak-anaknya dan memberikan bimbingan yang bijaksana. Hal ini akan membuat anak merasa dihargai dan didukung dalam setiap langkah kehidupan mereka.
Seorang Ayah yang taat dalam menjalankan ibadah, mengajak keluarga untuk salat berjemaah, membaca Al-Qur’an, dan mengamalkan sunah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, akan menjadi teladan yang baik bagi istri dan anak-anaknya. Keteladanan ini akan membentuk keluarga yang kokoh dalam iman dan takwa dan menjadi bagian dari jalan menuju kebahagiaan dunia dan akhirat.
Berhias diri
Menjaga penampilan adalah salah satu tanggung jawab penting bagi seorang Ayah. Adalah ironi, ketika kita hendak keluar rumah untuk mencari nafkah misalnya, kita menggunakan pakaian yang bagus, parfum yang wangi, badan yang bersih, dan tutur kata yang indah. Sementara ketika di dalam rumah, kita memaksakan anggota keluarga kita untuk memaklumi bahwa kita memang orang yang tidak pandai berhias diri, jorok, kotor, dan bau. Lantas, kita pun memaksa istri kita untuk menyambut kita dengan perhiasan terbaiknya?
Ingat, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam sangat menganjurkan umatnya untuk berhias, terutama di hadapan keluarga. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,
إِنَّ اللهَ جَمِيْلٌ يُحِبُّ الْجَمَالَ
“Sesungguhnya Allah itu Mahaindah dan mencintai keindahan.” (HR. Muslim no. 91)
Berhias diri bukan hanya tentang penampilan fisik, tetapi juga menjaga kebersihan dan kerapian. Seorang Ayah yang menjaga kebersihan diri dan berpenampilan rapi akan memberikan kesan baik kepada istri dan anak-anaknya, serta mencerminkan kepeduliannya terhadap keluarga. Bahkan, dalam hal-hal kecil seperti tidak kentut sembarangan di rumah, hal ini menunjukkan rasa hormat dan menjaga keharmonisan keluarga.
Menjaga wibawa
Menjaga wibawa sebagai seorang Ayah sangat penting agar tetap dihormati oleh istri dan anak-anak. Hal ini bisa dicapai dengan tidak hanya bersikap tegas tetapi juga adil dan bijaksana dalam mengambil keputusan.
Banyak yang salah kaprah bahwa kewibawaan itu ditunjukkan dengan nada suara yang keras dan tinggi atau marah dengan meluap-luap tatkala menghadapi sesuatu yang tidak disukai. Padahal, kewibawaan yang dicontohkan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam tidak demikian. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam banyak mencontohkan kelemahlembutan kepada istri, bahkan dalam situasi yang memancing amarahnya.
Allah Ta’ala berfirman,
ٱلرِّجَالُ قَوَّٰمُونَ عَلَى ٱلنِّسَآءِ بِمَا فَضَّلَ ٱللَّهُ بَعْضَهُمْ عَلَىٰ بَعْضٍ وَبِمَآ أَنفَقُوا۟ مِنْ أَمْوَٰلِهِمْ
“Kaum laki-laki itu adalah pemimpin bagi kaum wanita. Oleh karena Allah telah melebihkan sebagian mereka (laki-laki) atas sebagian yang lain (wanita), dan karena mereka (laki-laki) telah menafkahkan sebagian dari harta mereka.” (QS. An-Nisa: 34)
Maka, pahamilah bahwa wibawa seorang Ayah bukan berarti bersikap otoriter, melainkan menunjukkan integritas, ketulusan, dan ketaatan kepada Allah Ta’ala dalam setiap tindakan dan keputusan yang diambil. Ingat, tolak ukur kita adalah teladan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam. Seorang pemimpin dunia dan manusia mulia yang sangat lembut dengan keluarganya.
Penolong
Seorang Ayah idaman adalah yang siap membantu istri dalam berbagai urusan rumah tangga. Rasulullah ﷺ adalah teladan terbaik dalam hal ini. Dalam sebuah hadis, Aisyah radhiyallahu ‘anha menceritakan,
كَانَ فِي مِهْنَةِ أَهْلِهِ فَإِذَا حَضَرَتِ الصَّلاَةُ قَامَ إِلَى الصَّلاَةِ
“Dahulu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam membantu istrinya dalam perkerjaan rumah tangga, dan jika tiba waktu salat, maka beliau pun pergi salat.” (HR. Bukhari)
Membantu istri dalam pekerjaan rumah tangga bukan hanya menunjukkan rasa cinta dan penghormatan, tetapi juga mendidik anak-anak untuk saling membantu dan menghargai kerja keras satu sama lain.
Sadarilah hal-hal kecil dalam rumah. Seperti saat weekend, misalnya, buatlah list khusus untuk mengerjakan kebersihan rumah, menyapu, mengepel, membersihkan kaca, menjemur, menyetrika pakaian, dan memasak.
Kadangkala, jika ditimbang-timbang, bisa jadi pekerjaan yang dilakukan seorang istri di rumah secara fisik bisa lebih besar dari yang dilakukan oleh suaminya di luar sana. Renungkanlah pekerjaan istri, mulai dari memasak, membersihkan rumah, mencuci, hingga mengurus anak-anak. Konon pula, seorang istri yang juga sebagai pekerja. Mengerjakan fungsi ganda, sebagai seorang istri dan sebagai seorang pencari nafkah. Tidak layakkah ia mendapatkan perlakuan terbaik dari kita?
Pendidik
Ayah juga berperan sebagai pendidik bagi anak-anaknya. Pendidikan yang diberikan haruslah berdasarkan ajaran syariat yang telah diajarkan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam. Mulai dari pendidikan saat mereka berada dalam kandungan, masa kanak-kanak hingga balig. Peran Ayah sangat berarti dalam pendidikan anak, ia bisa mempengaruhi arah kehidupan dan ketaatan anak-anaknya.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,
كُلُّ مَوْلُودٍ يُولَدُ عَلَى الْفِطْرَةِ فَأَبَوَاهُ يُهَوِّدَانِهِ أَوْ يُنَصِّرَانِهِ أَوْ يُمَجِّسَانِهِ
“Setiap anak dilahirkan dalam keadaan fitrah, maka kedua orang tuanyalah yang menjadikannya Yahudi, Nasrani, atau Majusi.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Maka, jadilah pendidik terbaik! Pendidikan yang baik bukan hanya tentang ilmu dunia, tetapi juga tentang akhlak, adab, dan nilai-nilai Islami. Seorang Ayah harus aktif dalam mengajarkan anak-anak tentang Islam, baik melalui pengajaran langsung maupun dengan memberikan contoh dalam perilaku sehari-hari.
Perhatikan tontonan, bacaan, dan pergaulan lingkungan anak-anak. Lingkungan juga memiliki andil besar dalam pembentukan karakternya. Mohonlah kepada Allah Ta’ala kekuatan untuk menjadi seorang Ayah yang dapat memberikan pendidikan terbaik untuk anak-anak kita.
Pengasuh
Tugas Ayah bukan hanya mencari nafkah, tetapi juga mengasuh anak-anak dengan penuh kasih sayang. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam menunjukkan betapa pentingnya peran seorang ayah dalam pengasuhan anak. Beliau sangat menyayangi anak-anak dan cucu-cucunya, serta selalu memberikan perhatian khusus kepada mereka.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,
مَنْ لا يَرْحَمُ لا يُرْحَمُ
“Barangsiapa yang tidak menyayangi, maka ia tidak akan disayangi.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Pengasuhan yang baik dapat diberikan dengan meluangkan waktu yang cukup untuk bermain, berbicara, dan mendengarkan anak-anak. Seorang ayah yang terlibat dalam pengasuhan anak akan menciptakan ikatan emosional yang kuat dan membantu perkembangan emosional serta mental anak-anaknya. Selain itu, kedekatan Ayah dengan anak-anak akan lebih memudahkannya untuk mengarahkan mereka kepada ketaatan kepada Allah Ta’ala dan menjadikan mereka patuh untuk tidak melanggar batasan-batasan syariat.
Saudaraku, menjadi Ayah Teladan adalah sebuah tugas yang membutuhkan komitmen, kasih sayang, dan keteladanan dalam berbagai aspek kehidupan. Seorang Ayah yang menjadi teladan ketaatan, mampu berhias diri, menjaga wibawa, membantu istri, mendidik sesuai dengan ketentuan syariat, dan mengasuh dengan penuh kasih sayang akan menciptakan keluarga yang harmonis dan diridai oleh Allah Ta’ala.
Teladanilah sifat-sifat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, mudah-mudahan kita dapat menjadi pemimpin keluarga yang dicintai dan dihormati, serta mampu membimbing keluarga menuju kebahagiaan dunia dan akhirat.
Sumber: https://muslim.or.id/95899-menjadi-ayah-teladan.html
Copyright © 2024 muslim.or.id