Qolbu Centric Learning

Qolbu Centric Learning – Dalam dunia pendidikan modern yang sering menitikberatkan pada pencapaian akademis, Sekolah Imam Syafi’i 2 Pekanbaru menghadirkan pendekatan berbeda. Sebuah metode baru, Qolbu Centric Learning, diluncurkan oleh Ustadz Edwian Hutabian, S.Si, M.Pd.Gr. selaku Wakil Direktur sebagai bentuk inovasi untuk membentuk karakter anak bukan hanya dari sisi kognitif, namun lebih dalam dari hati (qalbu).

Metode ini terinspirasi dari hadist yang diriwayatkan oleh An-Nu’man bin Basyir radhiyallahu ‘anhuma, Rasulullah ﷺ bersabda:

“Ketahuilah! Sesungguhnya di dalam jasad itu ada segumpal daging. Jika ia baik, maka seluruh jasad akan baik. Jika ia rusak, maka seluruh jasad akan rusak. Ketahuilah! Itulah hati (qalbu).”
(HR. Bukhari dan Muslim)

Hadist ini menjadi fondasi utama pendekatan Qolbu Centric Learning—bahwa perilaku, akhlak, dan semangat belajar anak sangat bergantung pada keadaan hati mereka.

Filosofi Pendidikan Berbasis Qalbu

Metode ini mengajarkan para pendidik untuk tidak reaktif, namun penuh empati. Sebelum memberi hukuman atau penilaian, guru dianjurkan untuk melakukan tabayyun klarifikasi atau verifikasi atas tindakan siswa.

Nilai-nilai utama yang dipegang:

1. Ikhlas

Pendidikan bukan sekadar menyampaikan ilmu, namun menyentuh hati anak. Guru bertugas memurnikan niat dan menjaga keikhlasan dalam mengajar.

2. Adab Sebelum Ilmu

Mengutip Imam Malik:

“Pelajarilah adab sebelum engkau belajar ilmu.”
Anak yang memiliki adab, akan memiliki hati yang siap menerima ilmu.

3. Kasih Sayang & Keteladanan

Siswa belajar lebih banyak dari apa yang guru contohkan dibanding apa yang guru ucapkan. Pendidikan bukan paksaan, tapi inspirasi.

4. Ilmu dan Iman

Ilmu tanpa iman melahirkan generasi pintar tapi tak memiliki arah. Maka, seluruh mata pelajaran dihubungkan dengan kebesaran Allah.

Prinsip QALB

Dalam implementasinya, metode ini disederhanakan ke dalam singkatan QALB, yaitu:

  1. Tabayun Sebelum Bertindak
    Guru melakukan pendekatan personal sebelum menarik kesimpulan terhadap tindakan siswa.

  2. Kesalahan adalah Pembelajaran
    Kesalahan murid bukan aib, melainkan jembatan menuju pemahaman yang lebih dalam.

  3. Hukuman = Pendampingan
    Bukan menghukum dalam arti menjatuhkan, tapi mendampingi agar siswa memahami sebab dan akibat.

  4. Kepercayaan Guru & Orang Tua
    Pendidikan tak bisa satu arah. Harus ada sinergi antara rumah dan sekolah, dalam kepercayaan dan komunikasi.

 

Baca Juga Artikel Lainnya :

Tujuan Qolbu Centric Learning

  • Menciptakan lingkungan belajar yang aman dan suportif

  • Mengubah paradigma dari kontrol → kesadaran

  • Memanusiakan murid, bukan hanya mendisiplinkan

  • Menjadikan sekolah sebagai ruang pembentukan karakter, bukan sekadar penghafalan teori

PPDB IMSYA
Mari bergabung bersama imsya

Dampak pada Lingkungan Sekolah

Sejak disosialisasikan kepada para guru dan staf pengajar, Qolbu Centric Learning mulai diimplementasikan pada banyak aspek:

  • Guru lebih sabar dan solutif dalam menghadapi murid bermasalah

  • Murid merasa lebih didengar, lebih terbuka

  • Hubungan guru-murid menjadi lebih hangat dan manusiawi

Qolbu Centric Learning bukan hanya metode, tapi revolusi mindset. Ia menempatkan hati sebagai pusat pendidikan, mengajarkan bahwa perilaku baik lahir dari hati yang baik. Dengan metode ini, Sekolah Imam Syafi’i 2 Pekanbaru berharap dapat melahirkan generasi bukan hanya cerdas secara akademik, tapi juga cerdas secara ruhani dan sosial.

 

FAQ Section

💬 Apa itu Qolbu Centric Learning?

Qolbu Centric Learning adalah metode pendidikan berbasis hati yang diterapkan di Sekolah Imam Syafi’i 2 Pekanbaru. Metode ini menekankan pembinaan karakter siswa melalui pendekatan tabayyun, kasih sayang, dan sinergi antara guru dan orang tua.

💬 Mengapa metode ini penting untuk pendidikan anak?

Karena hati (qalbu) adalah pusat dari seluruh tindakan manusia. Jika hati baik, maka perilaku anak pun akan baik. Pendidikan berbasis qalbu membentuk kesadaran, bukan sekadar kepatuhan.

💬 Di mana Qolbu Centric Learning diterapkan?

Metode ini diterapkan di Sekolah Islam Terpadu Imam Syafi’i 2 Pekanbaru, mulai dari guru, tata kelola kelas, hingga interaksi dengan orang tua siswa.

💬 Apa kelebihan metode ini dibandingkan sistem pendidikan konvensional?

Metode ini menempatkan kemanusiaan sebagai dasar pendekatan pendidikan. Siswa tidak hanya dilihat dari nilainya, tetapi dari potensi dan perasaan yang dimilikinya.